Jakarta (ANTARA) – Nama Hasjim Djalal sudah tidak asing dalam ruang lingkup politik terutama bagian diplomat dan pakar hukum laut Indonesia. KiniPemerintah Indonesia sedang merasakan berduka karena kepergian sosok Hasjim Djalal yang sangat penting pada sejarah diplomasi maritim.
Hasjim Djalal telah dinyatakan meninggal dunia pada Minggu (12/1) di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta pukul 16.40 WIB. Kabar duka tersebut telah dikonfirmasi oleh Dino Patti Djalal yang merupakan anaknya dan juga seorang diplomat sekaligus mantan Wakil Menteri Luar Negeri melalui akun X resminya.
“Prof. Dr. Hasjim Djalal menghembuskan nafas terakhir hari ini jam 16.40 (WIB). Almarhum adalah diplomat pejuang wawasan nusantara. Mohon doanya agar arwah beliau mendapat tempat yang mulai di sisi Allah SWT dan agar jasa-jasanya untuk NKRI selalu dikenang dengan baik, Amin” akun X @dinopattidjalal pada Minggu (12/1).
Lantas, seperti apakah sosok mendiang Hasjim Djalal semasa hidupnya? Berikut ini profilnya yang telah dirangkum dari beberapa sumber.
Baca juga: Menko: Kepergian Hasjim Djalal kehilangan besar bagi bangsa Indonesia
Profil Hasjim Djalal
Diplomat Senior dan Pakar Hukum Laut Indonesia, Hasjim Djalal lahir pada 10 Februari 1934 di Ampang Gadang, Sumatera Barat. Dirinya memberikan dedikasinya kepada Indonesia dalam memperjuangkan negara kepulauan menjadi dasar kedaulatan maritim Indonesia untuk diakui secara Internasional.
Hasjim Djalal menyelesaikan pendidikan hingga Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Sumatera dan dirinya menghabiskan masa kecilnya di desa. Tumbuh dari sosok orang tua yang berprofesi sebagai petani, tidak memberikan patah semangat dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
Hasjim Djalal memiliki ambisi yang cukup tinggi dalam meraih cita-citanya sebagai seorang diplomat. Di Tahun 1956, dirinya melanjutkan pendidikan di Akademi Luar Negeri dan memulai karier pertamanya pada bagian Departemen Luar Negeri (Deplu).
Dari segi karier yang menonjol, Hasjim Djalal berhasil mendapatkan beasiswa dari pemerintah untuk bisa mengemban pendidikan lebih tinggi di University Of Virginia, Amerika Serikat dengan meraih gelar Master dan Doktor pada studi hukum internasional mengenai isu kelautan.
Pendidikan yang telah ditempuh oleh Hasjim Djalal merupakan dasar pegangannya dalam memperolah pekerjaan layak. Bahkan di tahun 1950 Hasjim Djalal memberikan ide terkait pengamatannya terhadap kondisi geopolitik Indonesia sebagai Wawasan Nusantara.
Latar belakang pendidikan sekaligus pengalaman yang kuat selama menjabat di Deplu, Hasjim Djalal memperkenalkan pemikirannya mengenai tantangan global yang semakin kompleks sekaligus memberikan kontribusi terhadap perkembangan diplomasi Indonesia pada ranah Internasional.
Karier yang melejit dan memiliki nama terpandang di ruang lingkup diplomasi memberikan semangat dedikasi tinggi pada Hasjim Djalal. Tahun 1964 dirinya berhasil menduduki sebagai Sekretaris II Bidang Politik di Beogard, Yugoslavia.
Baca juga: Profil Hasjim Djalal, diplomat senior Indonesia yang tutup usia
Kemudian, tak lama dari kedudukannya tersebut Hasjim Djalal ditempatkan di Guinea sekaligus diakui salah satu pakar Afrika di Kementerian Luar Negeri. Karier gemilangnya memuncak di tahun 1969 dengan menjadi Kepala Dinas Hukum Internasional dengan memberikan fokus terbaik untuk dirinya dalam menghadapi isu-isu hukum laut.
Pada tahun 1981 sampai 1993, Hasjim Djalal berhasil menjabat sebagai Duta Besar Indonesia dalam bagian PBB, Kanada dan Jerman. Sehingga dari segi hal ini posisi strategis dalam kedudukannya dapat dilihat oleh negara-negara lain termasuk dari segi Internasional dengan melihat Indonesia melalui maritimnya.
Semangat memberikan dedikasi kepada Indonesia dalam bagian kemaritiman memberikan Hasjim Djalal memiliki banyak ide terutama terkait konsep negara kepulauan di Indonesia dan dirinya pula sebagai salah satu arsitek utama di Konvensi PBB tentang Hukum Laut (Unclos) 1982.
Dari pemikirannya tersebut memberikan banyak sekali pengaruh terutama pengakuan terhadap Indonesia sebagai negara kepulauan yang diakui oleh Internasional.
Kepergian mendiang Hasjim Djalal memberikan kesedihan bagi orang-orang sekitarnya terutama pada pemerintahan Indonesia karena dirinya pun telah memberikan dedikasi penuh dalam memperjuangkan maritim di Indonesia.
Baca juga: Komisi I DPR RI: Hasjim Djalal pionir diplomasi Indonesia
Namanya akan selalu dikenang terutama pada posisi Diplomat Senior dan Pakar Hukum Laut Indonesia. Jenazahnya telah disemayamkan di rumah duka yang berlokasi di Jalan Taman Cilandak III.
Buku karya Hasjim Djalal
Dalam proses kariernya pun Hasjim Djalal memiliki karya yang dapat dibaca oleh setiap kalangan terutama dalam bidang kelautan. Terdapat beberapa buku karya Hasjim Djalal diantaranya:
• Indonesian Struggle for the Law of the Sea (1979)
• Indonesian and the Law of the Sea (1995)
• Preventive Diplomacy in Southeast Asia: Lesson Learned (2003)
Pada masa pensiunnya di tahun 1994 Hasjim Djalal menjadi aktif dalam menulis terutama buku yang memberikan karya sekaligus forum literasi untuk dibaca oleh berbagai kalangan mengenai masalah hukum laut Indonesia.
Baca juga: Menlu akan jadi inspektur pemakaman Hasjim Djalal di TMP Kalibata
Baca juga: Kemlu merasa kehilangan atas wafatnya diplomat senior Hasjim Djalal
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025